Home

Selasa, 15 November 2011

Akulah Luka: Sembuh Sediakala Saat Hujan Tiba

Durhaka sebab mengecap rindu dan pengap oleh karenanya. aku hilang. aku tembus pandang

Karena rindu ini tak nyata. ini cuma sisa-sisa. setidaknya ini yang aku punya. biarlah habis dengan sendirinya

Ini mimpi. ini nisbi. tapi kenapa lukaku tak kering jua. oh. ternyata ada airmata di setiap luka

Bahkan aku hafal setiap lekuk tubuhmu, lantas bagaimana bisa ini semua kubuat pura-pura berasa biasa?

Apa harus kusemprot pestisida juga? sebab hatiku ini penuh dengan hama serupa wajahmu dimana-mana

Tiba-tiba aku ingat sesuatu. oh ya. hatiku. kembalikan lagi setengahnya, aku tak bisa hidup dengan setengah hati ini saja

Aku tersesat di belukar duri. duri dari mawar yang kautitip wanginya sebelum kulihat punggungmu menjauh pergi

Aku mau jadi asing. aku mau jadi orang kebanyakan. tapi sekuat kucoba, aku tak bisa

Cair. aku leleh bak lilin tak berdaya. kau tahu, aku mau kamu yang jadi lilinku selamanya. oh. kau tak bisa?

Aku tak mau petasan. aku tak mau kembang api. aku hanya bayi yang mendamba susu ibu. tapi, semua kata-kataku bisu.

Subuh sebentar lagi tiba, bisakah kuulang lagi waktu saat aku terbangun dan kau lelap di dekapanku?

Sedang terus kubasahi sajadah saat aku meminta dengan iba. Tuhan, aku damba perempuan ini. perempuan penuh luka

Lihatlah hati dan tanganku. tengadah cuma padaMu. tapi dia. cuma dia yang melulu kueja dalam hafalan do’a

Akulah durhaka, karena kerap berburuk sangka padaMu. tapi apakah salah karena cinta aku begini mengiba?

Sepertinya semesta sedang bersekutu menderaku bertubi-tubi. akulah geriang. akulah perih yang semenjana

Demi apa lagi harus kuurapi hati. haruskah demi senja? dimana selalu kurasa kosong dan hampa?

Sedang hujan sepi, dimana lagi harus kututupi saat airmata ini menetes liar dan tak terkendali?

Buatmu; perempuan dengan sorot matahari pagi. maaf. aku tak lagi mampu sembunyi.

Jikalah nanti bisa kutemu lagi hati, aku tak mau melupamu seutuhnya. sebab kaulah yang pernah buatku merasa sempurna

Anyway, we don’t say good bye for something we love, good luck is better. Sure we’ll meet again somehow

Akulah durhaka, akulah rindu yang tak punya arah utara, akulah sepi, perih dan tak tergenapi

Akulah durhaka. akulah luka. sembuh sediakala saat hujan tiba
source--->http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10039692

Tidak ada komentar:

Posting Komentar