Home

Selasa, 15 November 2011

PUISI - PUSI BAJINGAN(tentang amarah,penyesalan,dan rasa)

source ---> http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6179703

gue keliling-keliling sejenak di forum H2H , tepatnya di poetry , dan ada beberapa puisi yang menurut gue , sarat makna , beberapa ada yang pas banget sama apa yang gue rasain sekarang .

------------------------------------------------------------------------
aku hanya ingin menangis, menangis!!
membuang banyaknya air yang sudah tak dapat ku bendung..
lalu kuingin berteriak! berteriak!
mengeluarkan suara-suara protes yang sedari dulu kesimpan saja..

Ini, mungkin ini sebuah penyesalan..
Kau tau Bung? penyesalan, ya penyesalan.
Yang datangnya selalu terlambat,
selalu diakhir dari sebuah keputusan.

Aku hanya ingin menangis..
menangis..
agar ada tempat untuk menaruh satu air sesal, satu air kesedihan yang baru..
Kuingin membuang protes-protes dan kata-kata yang tak pernah dapat kuucapkan..
agar aku bisa menyembunyikan satu kata baru yang tak pernah sanggup kuucapkan nanti, yang tak pernah dengan berani keluar dari mulutku..

dan disanalah, air-air itu membeku,
suara-suara itu menguap.
mereka bersama-bersama telah menjadi kerak.
kerak hatiku yang sudah kotor, yang tak dapat lagi untuk dibersihkan, yang tak dapat lagi untuk dikosongkan..

Tolong, bantu aku..
Biarkan aku menangis dipunggungmu..
berteriak dalam pelukmu..
agar kerak-kerak itu runtuh..
agar semuanya kembali, kosong..

Tolong, bantu aku..
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Waktu Senja ...
Bukan api yang temaram lalu padam ...
Tapi raja yang pindah singgasana tuk lepas lelah rakyatnya
bergilir langit menyerbu kelam yang gelap
Kelabu ...

Senja ...
memakan waktuku dalam terjagaku ...
menemani sejuk dengan hangat tubuhku
Tubuhku yang terseok tersobek duri dunia ..
Seperti ilalang yang tak berhenti bergerak di antara angin..
seperti air yang terus melaju ...
itulah hidupku ...

bergoyang damai diantara senja yang redup ...
Menari diantara angin yang ranum ...
Dan Berdiri di atas bumi seperti tombak ....


Senja ... kau hiasi sebagian dari dunia saat ini
dan kau temaniku terjaga mencari secerca gelap yang terbentang
Suram....
------------------------------------------------------------------------------------------------
jejak senja mengukir asa
memercikkan amarah pada gejolak rasa
memberangus sgala angan tentang cinta
mengabukan sgala bahagia dalam petaka

Inginnya hati merajam
mengupas smua kata dalam kelam
membungkusnya pada senja temaram
membuangnya ke laut dan tenggelam

Cinta hanya sepenggal dusta
mematri dendam dalam derita
mengelorakan api amarah dalam jiwa
membakar tiap sudut hati tersimpan asa

Buat racun dari darah dan airmata
tuntaskan dendam hadirkan bencana
biarkan tiap insan jadi merana
bumi hanguskan smua rasa dalam dada

Biarkan smua raga jadi bangkai didunia
agar matahari dan bulan menjadi saksinya
biar mereka tau cinta hanya bencana bagi manusia
membusuk... mengaku... teraniaya
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
PUISI - PUISI BAJINGAN


seruputlah udara malam
dan dengung kesunyian
nyanyikan hening di hati seperti penggembala yang keletihan

berlayarlah di atas samudera kehampaan
ditampar deras angin kesendirian
nikmati bintang yang bercerita pada mata yang menatap

berdiamlah
bersama keagungan sunyi ketiadaan

hanyutkan amarah dan dendam
dalam tenggorokan yang kering
telan
telan perlahan
hingga duri - durinya membekaskan memori dalam tiap tarikan nafas
umpatkan kutukan paling terkutuk
dan lepaskan amarah dari mantra kemunafikan!

lalu

simpan keluh

simpan peluh

dan berbaringlah berbantalkan kesah

buka mata lebar - lebar

teteskan darah penyesalan di pupil matamu

lalu teteskan di jemari

lukis syair - syair penuh gelegak sayatan hati

lukis !

lukiskan puisi - puisi bajingan

yang akan menjadi kitab penyesalan kehidupan

lukiskan !

sebelum bintang menghitam !
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Puisi yang masih mencintaimu (kepada kau yang entah dimana)


Pernahkah kau tahu ?
Ini adalah file yang sama tempat mimpi – mimpi tentangmu pernah sangat menyentuh
Ini adalah waktu yang selalu terlalu larut untuk melukis garis – garis wajahmu (dengan hati – hati)
untuk kujadikan mimpi yang mungkin bisa kusetubuhi sampai pagi

Begitu larut
meski untuk sebuah puisi
Sebuah musim dapat sekenanya berganti
Dan ini semua seperti hal – hal yang tak pernah dinamai
Begitu misteri

Di tengah malam yang bisu sekelebat bayangmu mengganggu
Kupaksakan menulis sajak mengantar kau berlalu
Mantra – mantra pengusir rasa
Yang entah mantra atau sonata atau entah apa namanya
Kepada kau yang entah dimana

Kepada kau yang entah dimana

Kepada kau yang entah dimana

Kepada kau yang entah dimana

Pagi nanti bangunlah segera bersama langit redup
dan bintang – bintang yang pamit pergi

Alam raya bawakan kencana
Lihat matahari, refleksinya begitu lugu di bola matamu yang masih sayu
Disana ada sebuah puisi yang kutulis untukmu bertahun lalu
Rasakan embun – embun muda
Disana pernah ada ungkapan dalam sebuah prosa tentang gincumu yang agak jingga

Tunggulah siang datang
Terik kan memaksamu buka baju sampai telanjang
Disana pernah ada murka yang kupiara saat tangismu menggema
penuhi sajak di bait pertama saat sajak lainnya memperkosamu

Sabarlah sampai senja
Sampai temaram selimuti lengang langit bersemedi
Disana ada merah merona dan sunyi
Dan kicau burung pulang ke sarang yang kunamai dengan namamu dalam sebuah puisi

Tunggulah malam ini
di bulannya ada sebuah mantra atau sonata
atau entah apa namanya yang kan mengantarmu pulas


Dari memori yang tak pernah kau ingat dengan lekas
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar